Skip to main content

Entah Kemana

Pernah merasa angin membawa daun menjauh dari pohonnya?
Pernah merasa angin membawa daun mendekat ke pohonnya?
Kau tahu? Arah angin itu tak tentu.
Yang pasti, meskipun daun kembali mendekat ke pohonnya, daun yang sudah rontok pada akhirnya tetap akan terbang jauh, entah kemana.

Pernah merasa dia menjauhi orang yang pernah dia tinggalkan?
Pernah merasa dia mendekati orang yang pernah dia tinggalkan?
Kau tahu? Perasaan seseorang itu tak tentu.
Yang pasti, meskipun dia kembali mendekat pada yang pernah ia tinggalkan, dia yang meninggalkalkan pada akhirnya akan tetap pergi jauh, entah kemana.

#SalamPurplyncess

Comments

Popular posts from this blog

Menhadapi Badai

Pada akhirnya aku akan bertemu dengan kedamaian Meski damai itu kosong Tapi merindukanmu hanyalah gemuruh Yang menyuruk Tapi mencintaimu adalah menghadapi badai Yang membuatku perlahan mati

Lima Tahun

Apa yang bisa terjadi dalam lima tahun? Jika dalam hitungan detik pun kita tidak tahu akan jadi apa debu-debu yang bertebaran di depan mata. Entah melaju ke barat daya atau ke utara. Membentuk sudut lima puluh enam derajat terhadap mata kita yang melirik tak tentu. Tiga puluh sembilan menit kita berhadapan. Duduk di meja sebuah kedai kopi favoritku. Ah, aku selalu tahu kau tak menyukai kedai kopi ini. Tapi akulah alasan jika kau ditanya mengapa bisa bertahan di tempat ini. Tempat yang aku kunjungi tiga kali seminggu. Itu semua karena kau menyukaiku kan? Dan pelayan datang membawakan kopi kita. Di situ aku melihatmu melirik lucu. Menatap mataku yang bulunya tidak selentik milikmu. Dan dalam lima tahun aku ingin kembali melihat tatapan itu. Tatapan yang akan hilang dalam sepersekian detik dari saat aku menyadarinya. Aku mendapat latte cantikku di meja. Dan aku tau kau selalu memesan espresso. Tidak suka manis, katamu. Tapi aku suka manis. Aku suka segalanya tentang...

Sudut Ruang

Melihat ke sudut ruang seperti melihat sesuatu yang tak terlihat. Bukan, bukan tak terlihat, tapi suatu sisi yang sengaja tak ingin dilihat.  Suatu sisi yang kadang terabaikan, tapi kadang menjadi tempat bersandar untuk mencari sang sepi. Ya, jika anda ingin menemui sang sepi, pergilah ke sudut ruang. Di sana sang sepi selalu ada. Sang sepi yang selalu mencari kawan. Sang sepi yang selalu berteriak memanggil anda dari sudut ruang, teriakannya bahkan tak akan didengar. Sepi. Sepi bukan bising. Bahkan bertemn dengan bising pun tak mau. Tapi kadang sepi lebih bising dari suara-suara asing di sudut kota ini. Sang sepi ada di sudut ruang, suaranya menggema memantul dari dinding ke dinding. Tapi bising ada di sudut kota, suaranya terus mengikuti laju angin, suaranya terus berlalu dan.... Hilang. Sepi. Jadilah sang sepi yang menunggu di sudut ruang.  #SalamPurplyncess