Skip to main content

Hujan Sia-Sia

Dalam naungan kemarau panjang.
Engkau masih berjalan lurus.
Meniti setiap tetes peluh.
Namun tak jarang air mata.

Dan kau tak menyerah.
Dalam semua kering ilalang.
Di balik sekelibat senyuman.
Kau tak berpaling.

Dan aku menawarkan air.
Namun kering lah yang kau cari.
Kemarau yang tak mungkin kau serap lagi.
Panasmu menyeruak nadi.

Dalam sejumput hujan yang kutawarkan.
Engkau hanya menikmatinya sesaat.
Dan tanpa kata meninggalkan penat.
Kemarau kau jelang.

Kemudian aku mencintaimu.
Dalam setiap tetes hujan dan kering kemarau.
Setiap daun yang mengering dan basah karena embun.
Dan semua alasan tanpa logika.
Dan aku masih mencintaimu.
Seberapa besarnya kau menolak hujan.
Seberapa seringnya kau mencari kemarau.

Kemarau itu tak baik untukmu!
Pergilah, kau penat.
Kau hanya terjebak dalam musim tak bertuan.

Dan semua dedikasi hujan.
Dalam semua keringnya kemarau.
Cintamu memang bukan untuk hujan.

Dan hujan bersabarlah.
Tetes hujan tak ada yang sia-sia.

Comments

Popular posts from this blog

Kembali

Akhirnya langkah kita tiba pada penghujung senja Yang ternyata warnanya lebih jingga dari yang kita duga Tidak apa-apa Aku tetap ada di sini Di setiap senja yang kau temui Aku tetap ada di sini Jika kau memutuskan untuk kembali Aku tetap ada di sini Meski kau tak akan pernah kembali

Sudut Ruang

Melihat ke sudut ruang seperti melihat sesuatu yang tak terlihat. Bukan, bukan tak terlihat, tapi suatu sisi yang sengaja tak ingin dilihat.  Suatu sisi yang kadang terabaikan, tapi kadang menjadi tempat bersandar untuk mencari sang sepi. Ya, jika anda ingin menemui sang sepi, pergilah ke sudut ruang. Di sana sang sepi selalu ada. Sang sepi yang selalu mencari kawan. Sang sepi yang selalu berteriak memanggil anda dari sudut ruang, teriakannya bahkan tak akan didengar. Sepi. Sepi bukan bising. Bahkan bertemn dengan bising pun tak mau. Tapi kadang sepi lebih bising dari suara-suara asing di sudut kota ini. Sang sepi ada di sudut ruang, suaranya menggema memantul dari dinding ke dinding. Tapi bising ada di sudut kota, suaranya terus mengikuti laju angin, suaranya terus berlalu dan.... Hilang. Sepi. Jadilah sang sepi yang menunggu di sudut ruang.  #SalamPurplyncess