Skip to main content

Hujan Sia-Sia

Dalam naungan kemarau panjang.
Engkau masih berjalan lurus.
Meniti setiap tetes peluh.
Namun tak jarang air mata.

Dan kau tak menyerah.
Dalam semua kering ilalang.
Di balik sekelibat senyuman.
Kau tak berpaling.

Dan aku menawarkan air.
Namun kering lah yang kau cari.
Kemarau yang tak mungkin kau serap lagi.
Panasmu menyeruak nadi.

Dalam sejumput hujan yang kutawarkan.
Engkau hanya menikmatinya sesaat.
Dan tanpa kata meninggalkan penat.
Kemarau kau jelang.

Kemudian aku mencintaimu.
Dalam setiap tetes hujan dan kering kemarau.
Setiap daun yang mengering dan basah karena embun.
Dan semua alasan tanpa logika.
Dan aku masih mencintaimu.
Seberapa besarnya kau menolak hujan.
Seberapa seringnya kau mencari kemarau.

Kemarau itu tak baik untukmu!
Pergilah, kau penat.
Kau hanya terjebak dalam musim tak bertuan.

Dan semua dedikasi hujan.
Dalam semua keringnya kemarau.
Cintamu memang bukan untuk hujan.

Dan hujan bersabarlah.
Tetes hujan tak ada yang sia-sia.

Comments

Popular posts from this blog

Lima Tahun

Apa yang bisa terjadi dalam lima tahun? Jika dalam hitungan detik pun kita tidak tahu akan jadi apa debu-debu yang bertebaran di depan mata. Entah melaju ke barat daya atau ke utara. Membentuk sudut lima puluh enam derajat terhadap mata kita yang melirik tak tentu. Tiga puluh sembilan menit kita berhadapan. Duduk di meja sebuah kedai kopi favoritku. Ah, aku selalu tahu kau tak menyukai kedai kopi ini. Tapi akulah alasan jika kau ditanya mengapa bisa bertahan di tempat ini. Tempat yang aku kunjungi tiga kali seminggu. Itu semua karena kau menyukaiku kan? Dan pelayan datang membawakan kopi kita. Di situ aku melihatmu melirik lucu. Menatap mataku yang bulunya tidak selentik milikmu. Dan dalam lima tahun aku ingin kembali melihat tatapan itu. Tatapan yang akan hilang dalam sepersekian detik dari saat aku menyadarinya. Aku mendapat latte cantikku di meja. Dan aku tau kau selalu memesan espresso. Tidak suka manis, katamu. Tapi aku suka manis. Aku suka segalanya tentang...

Tentang apa?

Ini tentang hujan dan rindu Yang menyeruak di tiap malam hening Tentang gerimis dan senyum manis Asap kendaraan dan aroma tubuhmu Tentang dingin dan rasa nyaman Yang kuingat denganmu semua terasa hangat

Specific Others

Are we all Have specific others? Are we all Meant to be with specific others? But what if We're all just a lost star A lone wolf A desperate human being Chasing our way home All alone?