Skip to main content

Kopi-Kopi

Saat itu pukul 7 malam.
Aku mengingatnya.

Kau meraba meja yang menghubungkan tubuh kita.
Tubuh yang ingin bersama namun sebaiknya jangan.

Kau meraba cangkir kopi panasmu tanpa ragu.
Sesaat kemudian yang aku ingat adalah iri.
Aku hanya ingin menjadi cangkir kopi panasmu.

Yang kau raba dengan pasti.
Yang kau kecup dengan penuh gairah.

Sedetik kemudian senyummu melebar.
Menampakkan deretan gigi putih yang kukenal.
Dengan jarak sepersekian centi di antara masing-masingnya.

Dan logikaku tak lagi berpihak.
Aku mencintai setiap inci ketidaksempurnaanmu.
Bagaimana guratan keningmu terbentuk tiap kau tak setuju dengan inginku.
Garis-garis tanganmu yang bahkan tak lebih mulus dari tanganku.
Dan setiap hela nafasmu yang aku nilai terlalu panas.

Aku hanya tak bisa menjadi cangkir kopi panasmu.
Aku tak bisa membuatmu tersenyum dengan sebegitu cintanya.
Dan aku iri.

Aku ingin menjadi cangkir kopi panasmu.
Yang hangatnya menyentuh tubuhmu.
Yang hangatnya menyita perhatianmu.

Dan aku ingin menjadi kopi-kopi yang kau minum setiap kau membuka mata.
Menemanimu setiap pagi dalam busana tidurmu, dengan wajah berminyak, dan berkata,
"Selamat pagi"

#SalamPurplyncess

Comments

Popular posts from this blog

Mencintaimu (5)

Mencintaimu secara sempurna telah kucapai ketika aku memahami bahwa kamu adalah orang terbaik yang pernah melewati garis hidupku namun tidak baik untuk terus bersamaku. Aku pergi karena aku telah mencintaimu secara sempurna.

Mad

I'm madly in love That I cant even describe Everything but I want you to take my hand And we go sailing the world But without boat Where are we go up to?

Kertas Usang

Aku adalah selembar kertas usang. Yang kau letakkan di sela-sela bantalmu. Aku selalu mengintipmu dikala kau memimpikan dunia yang kau sendiri tak bisa menjangkaunya. Aku adalah serpihan doa yang kau ucap setiap kau hendak berlalu. Setiap kau menyibakkan rambut keritingmu di antara kabut pagi kotamu itu. Di antara asap, debu, dan berguguran, dan suara anak kecil bermain kayu di jalanan sepi. Dan aku hanyalah selembar kertas usang. Yang bahkan kau sendiri tak tahu kenapa kau harus menyimpanku. Meletakkanku dibalik bantalmu setiap hari. Membacaku, melipatku, dengan tanganmu yang penuh peluh. Dan kau masih tidak meninggalkanku. Di antara setiap lembaran pagimu. Sehabis kau basuh kedua tanganmu. Di antara roti isi dan segelas susu tawar tanpa gula yang kamu minum tiap pagi. Dan aku masih di sini. Di bawah bantalmu aku menunggu. Lekaslah pulang. Aku menantimu. #SalamPuplyncess